A. PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan )
orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status
sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang
yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang
kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada
pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat
ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap
kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya
mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial
biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai
yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para
anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih
rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para
pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk
ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih
tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena
mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih
rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup
dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran
reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah
menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup
tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung
membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam
kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua
mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena
tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan
memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya
hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih
tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang
lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang
ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
B. PENGERTIAN STATUS SOSIAL
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki
seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki
status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur
masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
C. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan /
pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti
struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan
yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan
tersebut.
D. PENGERTIAN DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan /
pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti
pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan
pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen
protestan.
Kelas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kelas Sosial Atas
2. Kelas Sosial Menengah
3. Kelas Sosial Bawah
Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati
oleh kelas sosial dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas
sosial atas misalnya kedudukan sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial
yang ada, mereka yang ada di dalamnya biasanya memiliki kebiasaan dan perilaku
dan gaya hidup yang sama. Misalnya kelas sosial atas kebiasaan belanjanya ke
Mall atau ke super Market yang ada.
Kelas bawah tentunya akan belanja di warung-warung terdekat
dengan pola makan seadanya bahkan sering kita jumpai mereka makan jauh dari
kebutuhan gizi yang diperlukan. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah
memberikan kesadaran mereka akan kelas sosial yang mereka miliki, walaupun
mereka tidak menghendaki untuk menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari
kelas sosial yang mereka miliki atau digolongkan; oleh karena itu kesadaran
kelas sosial ini akan membawa konsekuensi pola-pola perilaku yang berbeda
antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain.
Pola-pola sosial dan gaya hidup masing-masing kelas sosial
menjadikan kelas social yang mereka miliki sebagai sebuah sub-culture dalam
suatu struktur social. Seolah-olah setiap anggota dari kelas sosial tertentu
dilihat berbeda dengan anggota kelas sosial yang lain dan mereka seakan akan
mempunyai hak dan kewajiban berbeda dalam kehidupan masyarakatnya.
Kelas sosial dalam
masyarakat dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :Ø
1. Kelas Sosial Terbuka
Walaupun besar kecilnya kelas sosial tidak dapat diukur, namun
secara umum dapat diketahui bahwa bentuk stratifikasi sosial di mana kelas
sosial ada di dalamnya adalah berbentuk pyramid runcing keatas dengan pembagian
kelas sosial atas paling sedikit, disusul kemudian kelas sosial menengah dan
kelas social bawah paling banyak jumlahnya.
Kelas sosial terubuka memungkinkan anggota kelas sosial yang ada
berpindah atau bergeser ke kelas sosial yang lain baik vertilkal ke atas maupun
vertical ke bawah. Kelas sosial terbuka biasanya terdapat pada masyarakat
modern dimana keterkaitan dengan adat semakin kecil, sehingga symbol-simbol
adat yang ada sebagai symbol dari kelas sosial tertentu sudah tidak ada lagi.
Masyarakat modern biasanya menggunakan berbagai simbol-simbol
kelas sosialnya dengan panghasilan dan kekayaan yang dapat di wujudkan dengan
gedung mewah maupun mobil serta pola dan gaya hidup kelas atas.
Batas-batas kelas sosial sebenarnya tidak jelas sekali sehingga
sangat mungkin terjadi interaksi atar kelas atas bawah dengan kelas menengah
atas , maupun kelas menengah bawah dengan kelas bawah atas. Kenyataan semacam
ini untuk menunjukan bahwa kelas sosial adalah konsep sosiologis dan ilmiah
yang dalam kenyataan dalam kehidupan masyarakat tidak ada. Gambaran di atas
juga menjelaskan bahwa yang mempengaruhi kelas sosial juga sangat relative satu
dengan yang lain dan kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah hasil
totalitas dari kriteria penentuan kelas sosial yang ada. Misalnya dalam hal
pendidikan memiliki gelar S3, namun secara ekonomi masuk kelas menengah, tetapi
pengaruh di dalam kehidupan masyarakat sangat besar; maka mereka masih tetap
digolongkan pada kelas sosial tinggi.
Demikian juga halnya orang yang memiliki gelar sarjana dan belum
memilki pekerjaan maupun penghasilan serta rumah dapat dimasukan ke kelas
menengah dan tidak pada kelas bawah. Relativitas yang ada dalam penentuan kelas
sosial bagi seseorang adalah kompleksitas dan totalitas dari kedudukan sosial
yang dimilki dan itu bersumber dari penilaian masyarakatnya dan bukan penilain
dari dirinya sendiri.
Kelas Sosial TertutupØ
Kelas sosial dikategorikan tertutup manakala sedikit kemungkinan
orang bergeser dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial yang lain, baik
vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah. Kasta di masyarakat India misalnya
merupakan salah satu contoh kelas sosial yang bersifat tertutup, system kelas
sosial kasta tidak memungkinkan orang untuk berpindah kasta apalagi dari kasta
ke kasta atas. Kedudukan sosial seseorang diperoleh melalui jalur keturunan
atau hubungan darah.
Masyarakat tradisional status keluarga sangat menentukan kelas
sosial bagi keturunannya. Kwelas bangsawan biasanya anaknya akan dengan
sendirinya anak mereka termasuk kelas bangsawan dengan symbol-simbol
kebangsawanan yang dimiliki dengan gelar ataupun perilaku yang menunjukan
kelasnya.
Simbol-simbol kelas sosial yang ada pada masyarakat tradisional
seperti pakaian dengan perhiasan mas intan permata, pakaian berbulu , maupun
urnamen gading gajah dan lain sebagainya sekarang mulai hilang digantikan
dengan symbol-simbol yang lebih bersifat kekayaan dan ekonomis.
2. Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas
atau golongan:
dan;
- Golongan sangat kaya
- Golongan kaya
- Golongan miskin
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti
piramida:
1. Golongan Sangat Kaya
2. Golongan Kaya
3. Golongan Miskin
Ket :
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat.
Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat
di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat.
Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga
golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang
menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah
dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke
golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia
kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan
masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat
dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower
class)
1. Upper-upper class
2. Lower-upper class
3. Upper-middle class
4. Lower-middle class
5. Upper-lower class
6. Lower-lower class
Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya
Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum profesional
Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi
profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran,
buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
3. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
4. Kelas bawah (underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan
dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat
karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat
dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta,
yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut
Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita
temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana,
gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan
Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai
oleh kasta Sudra.
1. Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita
temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas
memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya
mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan
dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat
tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif
lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas
kriteria ekonomi.
Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan
kriteria ekonomi.
3. Pengertian Status Sosial
Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya
masing-masing. Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan
kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut
sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok
masyarakatnya.
Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam
kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat,
Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan
masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini
merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan
seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial.
Apa itu sistem sosial ?
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal
balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara
individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
c. Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan
kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada
dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.
Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada
hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga
Jendral
B. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua
hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga
Kopral kepala
4. Cara Memperoleh Status
Bagaimana cara individu memperoleh statusnya? Cara-cara
memperoleh status atau kedudukan adalah sbb:
a. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara
otomatis tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak lahir.
Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang
dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru,
dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
c. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status
secara otomatis dan status melalui usaha. Status ini diperolah melalui
penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk
kepentingan atau kebutuhan masyarakat.
Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan,
penganugerahan Kalpataru dsb.
5. Akibat Adanya Status Sosial
Kadangkala seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau
lebih status yang disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang
dimilikinya tersebut berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal
itulah yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat
yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik status.
Macam-macam Konflik Status:
a. Konflik Status bersifat Individual:
Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
Contoh:
- Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu
rumah tangga
- Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
b. Konflik Status Antar Individu:
Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan
individu yang lain, karena status yang dimilikinya.
Contoh:
- perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga
- Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang
dipinjamnya dari kakak mereka.
c. Konflik Status Antar Kelompok:
Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang
satu dengan kelompok yang lain.
Contoh: Peraturan yang dikeluarkan satu departemen
bertentangan dengan peraturan departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum)
yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik
dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat
jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala
pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa air. Keempat Instansi
tersebut akan saling berbenturan dalam melaksanakan statusnya masing-masing.